Minggu, 31 Desember 2017

Berbulan-bulan Jadi Korban Pencabulan Sesama Jenis Mahasiswa, ABG Ini Trauma Berat

www.pokersuperman.net


Agen Poker TerpercayaKasus pelecehan seksual pada anak dibawah umur kembali terjadi di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.
Setelah kasus sodomi pada sejumlah bocah yang dilakukan oleh P, mantan fasilitator anak di kota minyak ini. Kali ini, kejahatan seksual serupa menimpa seorang remaja pria.
Korban, sebut saja Tampan, anak beru gede (ABG) berusia 16 tahun, mengaku menjadi korban pencabulan yang diduga dilakukan VN (19) oknum mahasiswa di sebuah institut di Balikpapan Selatan.

Kepada Tribunkaltim.co, Tampan mengaku dugaan pelecehan seksual sesama jenis itu terjadi sejak 25 Juni 2017 di kamar asrama putra institut tersebut.
Awalnya, Tampan yang tidak menaruh curiga pada pelaku, mengiyakan saja permintaan pelaku untuk tidur seranjang dengan korban di dipan bertingkat asrama putra itu.
Alasannya, pelaku minta dibangunkan subuh agar bisa mendengarkan siaran radio kampusnya.
"Tapi disitu dia (pelaku) ambil kesempatan, saya kaget kemaluan saya dipegang dan tangan saya dimasukan dalam celana dia. Pas saya mau kasi keluar tangan saya, badan saya di kancing dan kepala saya ditundukkan dan disuruh masukkan mulut saya ke kemaluan dia (pelaku)," ujar Tampan menceritakan awal mula kejadian yang berujung pada sodomi oleh pelaku itu.
Sejak malam nahas itulah, Tampan mengaku, hampir tiap malam, pelaku memaksanya tidur seranjang dan memaksanya memuaskan nafsu birahi pelaku.
Agar tidak ketahuan rekan lainnya, pelaku kata Tampan, selalu melancarkan aksi bejatnya, saat semua mahasiswa tertidur pulas, biasanya berlangsung tengah malam antara pukul 00.00-02.00.
Di kamar dengan dipan bertingkat itu, terdapat sekitar 10 mahasiswa lainnya, dan hanya ada penjaga dan CCTV di luar asrama.
Pelaku lanjut dia biasanya menutup ranjang dengan kain agar tidak ketahuan, termasuk mematikan lampu kamar hingga gelap gulita.
"Kalau menurut saya teman-teman (sekamar) ga tahu, karena pelaku kalau mau berhubungan matikan lampu, paling sering matikan lampu itu dia (pelaku),"ujar Tampan, Minggu sore (31/12/2017) didampingi orangtua walinya.
Hampir setiap malam, Tampan mengaku tak kuasa melayani nafsu birahi pelaku, mulai dari oral hingga pencabulan berupa sodomi yang terjadi kali kedua di lokasi sama Rabu (1/11/2017) silam.
"Saya takut melapor, dia (pelaku) maksa dan ancam, (kalau tidak melayani) akan dipukul," ungkapnya.
Akibat tindakan asusila yang berlangsung berbulan-bulan itu, Tampan mengaku trauma secara psikis dan sakit sejumlah organ tubuhnya.
"Badan sakit, takut, jijik, tertekan dan sering sesak nafas dan keringat dingin saya,"ujarnya.
Diutarakan Haryanto, Orangtua Wali Tampan, yang hadir mendampingi remaja yang merantau seorang diri dari Manado itu, setelah mendapat laporan dari orangtua korban di kampung halaman, dirinya langsung melaporkan kasus ini ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Balikpapan, termasuk aduan surat pengaduan keberatan ke Polres Balikapapan Jumat (15/12/2017) lalu.
"Kami sih serahkan semua pada proses hukum, agar bisa diadili sebagai adik-adiknya. Harapannya bisa diusut tuntas dan diselesaikan,"tegas Haryanto

Tidak ada komentar:

Posting Komentar