Berebut Hak Asuh Anak, Suami Bertanya, “Tidak Punya Uang, Lalu Mau Besarin Anak Pakai Apa?” Jawaban Sang Istri Membuat Semua Wanita Bertepuk Tangan!

Agen Poker Terpercaya

Agen Poker - Perceraian adalah hal yang paling tidak diinginkan suami dan istri. Jika amit-amit hal ini terjadi, kedua belah pihak harus memperebutkan hak asuh anak.

Hal ini terjadi kepada film ini, suami dan istri ini saling memperebutkan hak asuh anak. Awalnya, suaminya terus menjelek-jelekan istri, mengatakan bahwa dia tidak pantas mendapat hak asuh anak. Namun siapa sangka pembelaan istri bikin dia diam seribu bahasa.

“Aku tidak mau uang. Aku mau anakku,” kata sang istri.

“Kamu mau besarin dia pakai apa? Kamu tahu gak biaya sekolah internasional seberapa mahal? Emang kamu bisa bayar?” tanya suami meremehkan sang istri.

“Aku akan bekerja keras untuk cari uang,” jawab istri.

Suami pun berkata, “Kamu mau bekerja, terserah kamu. Tapi kamu mau menghancurkan hidup anakku? Tidak mungkin. Kasih aku satu alasan.”

“Alasannya adalah dia sekarang ibunya. Dia juga punya hak asuh anak seperti kamu.” kata teman istri.

“Kamu siapa? Ngapain ikut campur urusan kita?” tutur suami.

“Kamu lihat dia. Memang bisa urus anak? Masa cuci baju, bersihin rumah, masak gak bisa sih? Nih aku jelasin ya. Dia masak aja mau satu jam lebih. Aku pulang ke rumah nasi juga tidak hangat. Setiap kali kita sudah duduk di meja makan, semua orang harus tunggu dia 10 menitan baru ada makanan. Dia 3 hari bersihin rumah sekali. Setiap kali aku pulang ke rumah, rumah berantakan. Bener enggak kayak begini?” cerita suami.

“Ada lagi gak?” tanya teman istri.

“Ini semua masih hal kecil, aku masih bisa maklumin. Tapi yang paling bikin aku kesal, dia tidak jaga ibuku dengan baik. Gara-gara dia, ibuku jatuh dan sekarang harus istirahat di ranjang. Alasannya karena dia terlalu capai dan tertidur di kamar.” kata suami lagi.

Teman istri pun mulai membelanya sang istri, “Rumah kamu kan tinggal di villa? Luasnya kira-kira 300 meter persegi kan. Kamu ada pembantu gak?”

“Tidak”

“Kalau begitu, berarti istrimu yang beresin rumah sendirian. Kamu ada bantu dia gak?” tanya teman istri.

“Kamu kira aku nganggur ya? Pekerjaanku tuh banyak banget di kantor.”

“Kamu lagi bekerja, dia dirumah juga bekerja. Dia mengerjakan pekerjaan 3 orang, bantu kamu jaga anak, jaga orangtua dan beres-beres rumah. Kamu pernah bayar dia gak? Kamu gak pernah bayar tapi kamu bisa menikmatinya. Masih ada alasan untuk komplain?” kata teman istri.

“Sekarang dunia sudah berubah yah. Tau gak, jamannya ibu saya wanita tuh fokusnya mengurus suami dan rumah. Meskipun baru melahirkan anak, dia tetap mengurus rumah dengan baik demi ayah saya. Dia mengorbankan diri untuk keluarga saya. Memangnya hal seperti ini bisa diukur dengan uang?” jelas suami.

“Ayahmu pastinya mencintai ibumu?” tanya teman istri.

Suami pun tertegun mendengar pertanyaan tersebut, dan akhirnya berkata, “Apa?”

“Kalau ayahmu mencintai ibumu, dia akan memakluminya disaat ibumu lelah. Memperhatikannya disaat ibumu sibuk. Kalaupun tidak ada, setidaknya ayahmu tidak akan memandang ibumu sebelah mata.” lanjut teman istri.

“Maksudmu? Ayahku bukan orang seperti itu,” suami bingung.

“Kalau begitu mengapa kamu seperti itu?” tanya teman istri.

Pada saat ini, akhirnya sang istri membuka mulut dan berkata, “Cerita tentang ibumu sangat mengharukan. Tapi kamu selalu membunuhku dengan cerita ini. Kamu ingin aku seperti ibumu, mengorbankan diri demi kamu demi anak. Aku bisa, tapi kalau kamu memperlakukanku lebih baik. Tapi kamu tidak, kamu tidak memperdulikanku, menyakitiku. Semua kesalahanmu menjadi kesalahanku. Kamu tidak pulang juga salahku. Kamu mabuk kemudian memukulku, juga salahku. Bahkan ada wanita lain diluar, juga salahku.”

“Kamu bertanya padaku, aku punya alasan apa untuk mengambil hak asuh anakku kan?” tutur istri.

“Aku ada alasan. Aku ingin membesarkannya… Karena aku tidak mau dia menjadi pria seperti kamu.” kata sang istri.